Macam-macam investasi, manakah yang terbaik?

1 investasi

Investasi itu intinya gimana caranya kita punya uang misal Rp10000 hari ini bisa dipake buat beli gado-gado, maka 3 tahun kedepan uang Rp10000 itu masih bisa dipake buat beli gado. Tahun ini harga gado-gado seporsi Rp10000, bisa saja 3 tahun kedepan harga gado-gado ternyata naik jadi Rp12000. Kenaikan harga ini disebut inflasi, oleh karena itu yang tadinya Rp10000 dapet seporsi gado-gado, 3 tahun kedepan nggak dapet gado-gado lagi karena nilai uangnya “menurun”.

Jadi dengan melakukan investasi, harapannya misal sekarang punya uang Rp10000 bisa buat beli gado-gado, ya 3 tahun kedepan atau dikemudian hari masih dapat dipake buat beli gado-gado dengan mempertahankan nilainya atau malah tumbuh lebih besar mengalahkan inflasi. Katakanlah inflasi di Indonesia kisaran 5-10% per tahun, kalau kita hanya menyimpan uang di tabungan bank, bunganya kecil bree.. Tabungan bank umumnya paling kisaran 2% saja ditambah biaya administrasi bulanan, bahkan yang saldonya <10jt atau <5jt nggak ada bunganya. Otomatis kalo sekedar nabung di bank maka akan kalah dong pertumbuhannya dibanding inflasi.

Berikut adalah jenis-jenis investasi yang kiranya mampu buat mengalahkan inflasi. Secara garis besar, jenis-jenis investasi atau bahasa kerennya instrument investasi dibagi 2 jenis, yaitu pasar uang dan non pasar uang. Non pasar uang adalah investasi yang modelnya kita punya uang, kita belikan benda real yang terlihat seperti dibelikan emas, rumah, tanah, benda antik atau apalah gitu yang nilainya berpotensi untuk naik, sedangkan pasar uang itu uang dimasukan ke susuatu non benda seperti saham, deposito, reksadana atau surat-surat hutang yang diterbitkan suatu perusahaan atau pemerintah. Jadi sebenernya ada buanyak instrument investasi, dibawah nanti aku sebutin yang umum dipakai saja yaa.

Btw kalau mau investasi, pertama kali pasti bakal disuruh tentuin dulu investasinya berapa lama, tujuannya buat apa, dan profil resiko. Dari hal-hal tersebut digunakan untuk menentukan jenis investasi yang cocok dengan diri sampean. Misal profil resiko seseorang di kelompok konservatif alias cari aman nggak mau resiko, dengan jangka waktu investasi 1 tahun, buat nikah gitu misal.. maka bisa ambil deposito yang aman. Misal ada yang aggresif, mampu menahan resiko gede, bisa ke saham..dll.. Berikut jenis-jenisnya:

Deposito

Modelnya adalah kita menyimpan uang di bank dengan waktu tertentu dan mendapatkan bunga sesuai dengan produk deposito yang ditawarkan pihak bank. Bunga yang ditawarkan biasanya kisaran 6-5%, sedikit diatas inflasi biasanya. Rentang waktu penyimpanan misal 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun..dst.. Uang yang disimpan ini dapat digunakan oleh bank, makanya ‘resminya’ kita cuma dapat mengambilnya sesuai dengan waktu yang sudah disepakati, sebenernya bisa saja sih diambil sebelum waktunya tapi bakal kena denda. Jadi nggak terlalu liquid investasi jenis ini, tapi menurutku ini adalah investasi “paling aman”, karena apapun yang terjadi, entah ekonomi lesu atau apalah bank tetep bakal kasih bunga sesuai kesepakatan, ibaratnya nggak bakal minus. Btw di deposito ini nanti masih bakal kena pajak.

Emas

Harga emas tiap tahun katanya relatif naik “katanya”. Tapi aku masih inget di tahun 2013 harga emas turun parah, di tahun itu pula pertama kali aku belajar mengenai investasi dari temen-temen kerja..haha… Emas yang dimaksud disini adalah emas batangan, bukan emas perhiasan. Kenapa emas batangan? karena kalo emas perhiasan itu nilainya lebih mahal karena harga emas ditambah jasa pembuatan. Nilai emas dapat menjadi acuan, contohnya dari dulu sampe sekarang kalau mau beli kambing buat kurban ya dikisaran setara dengan emas 2-3 gram. Makanya emas biasanya dipake buat menjaga nilai. Ibaratnya misal tahun ini ada uang cukup buat beli beras 100Kg, dibelikan emas supaya 10 tahun kedepan masih bisa buat beli beras 100Kg atau lebih. Karakternya emas ini non pasar uang dan buat jangka panjang. Di jenis ini ada resiko turun harga, emas yang dibeli lupa naroh terus ilang..haha..

emas

Saham

Membeli saham berarti kita memiliki sebagian kepemilikan dari suatu perusahaan. Dulu bercandaan temen “naik maskapai punyaku aja, garuda indonesia punyaku tuh, lhawong aku punya saham disitu, walaupun kecil tapi kan statusnya tetep punya sebagian”..wkwk…

Ukurannya adalah per lembar saham, untuk transaksi ada ukuran 1 lot=100 lembar saham. Jadi model dapet untungnya adalah misal tahun ini kita beli 1 lot saham PT. Maju Mundur seharga Rp1000 per lembar saham=Rp 1jt, 5 tahun kemudian ternyata harga saham PT. Maju Mundur ini naik menjadi Rp2500, maka nilai saham ini misal kita jual kena di Rp2.5jt.

Selain untuk jangka panjang, saham bisa juga dimainkan secara cepat yaitu dengan memanfaatkan momentum yang pas. Jadi misal perusahaan pada suatu moment, ada berita PT. Rumah Rumahan dapet proyek dari pemerintah buat bikin rusun 100 unit, terus efeknya harga saham naik, beberapa saat kemudian ternyata ada berita masalah di perusahaan tersebut yang mengakibatkan harga sahamnya turun. Nah pergerakan saham naik turun berdasarkan berita ini bisa juga dimanfaatkan untuk jual-beli saham. Tentunya kalo model ini kita perlu pantengin berita.

Btw dulu ukuran 1 lot itu isinya 500 lembar saham, makanya dulu main saham itu terkesan mahal. Katakanlah mau beli saham Bank Membangun Negeri, harganya Rp. 2000 per lembar saham, maka buat beli 1 lot aja perlu modal Rp 10 jt. Sekarang (tepatnya per tahun 2014) ukuran 1 lot jadi 100 lembar saham doang, jd kalo mau beli-beli saham lebih terjangkau. Lagipula banyak juga saham-saham yang harganya dibawah seribu.

raksadana

Reksadana

Nah ceritanya dulu karena kalo mau main saham itu mahal, perlu modal gede, perlu pantengin berita buat mainin sahamnya, maka muncullah reksadana. Konsepnya reksadana itu mengumpulkan dana dari banyak orang yang nantinya akan dikelola oleh Manager Investasi. Jadi kita tinggal setor uang aja ke Manager Investasi, udah deh nggak perlu mikir, yang mikir buat ngalokasiin uang ini ditaroh di saham kek, surat hutang kek, obligasi atau apalah itu pokoknya si Manager Investasi itu.

Oleh karena itu untuk reksadana cukup murah, mulai dari 100rb jg udah bisa buat buka reksadana. Untuk membeli reksadana bisa langsung ke manager investasi atau melalui bank-bank yang ditunjuk. Reksadana ini diawasi oleh OJK dan performanya dipantau sehingga aman-aman aja. Reksadana ini liquid juga, bisa dicairin sewaktu-waktu. Nanti deh aku jelasin lebih detail di post lain mengenai reksadana ini.

Performa tumbuh atau minusnya reksadana tergantung gimana manager investasi itu mengalokasikan uangnya. Ada beberapa jenis reksadana sih sebenernya mulai dari yang karakternya konservatif alias aman hingga yang aggresif. Misal yang aggresif ini biasanya uang akan banyak dialokasiin ke saham, makanya pergerakannya juga lumayan aggresif bisa naik turun atau bisa juga disebut high risk high return (karakternya saham nih). Jadi bisa dibilang juga di reksadana ini main momentum yang pas juga. Berikut aku lampirkan contoh kinerja reksadana saham yang karakternya mirip saham dengan resolusi  2 tahun dan 10 tahun dibandingkan dengan inflasi, deposito dan bunga bank dengan nilai awal 50jt dan penambahan dana 1jt per bulan. Lain kali aku jelasin lebih detail lagi deh mengenai reksadana

Reksadana saham vs deposito 2014-2016
Reksadana saham vs deposito 2014-2016
Reksadana saham vs deposito vs inflasi vs tabungan biasa 2004-2016
Reksadana saham vs deposito vs inflasi vs tabungan biasa 2004-2016

Tanah atau Rumah

Di posisi investasi paling mahal masih diduduki oleh properti, tanah, rumah.. Investasi tanah yang katanya harganya nggak bakal turun, faktor penyebab harga tanah turun paling cuma gara-gara bencana doang macem gempa bumi ato apa gitu..haha… Rumah bisa juga buat investasi karena nilainya bisa saja naik terus, tapi kita harus merawatnya, bayar pajak dll.. disamping itu bisa juga kita sewain sehingga ada passive income..

Investasi-Rumah

Investasi Barang Antik

Mirip dengan emas, cuma kalau emas kan berlaku secara general, mulai dari bocah sampe emak juga tahu emas bisa dijual mahal. Kalo barang antik misal mobil tua, atau lukisan yang paham nilai dari barang tersebut yaa hanya orang-orang didalemnya doang. Konsepnya mirip dengan emas atau properti, yaitu dengan membeli barang yang berpotensi untuk naik terus harganya, mungkin karena nilai antiknya atau karena ketersediannya yang semakin langka.

Investasi ke diri sendiri

Di judul aku singgung “manakah yang terbaik”. Nah kalo menurutku investasi terbaik itu yaa investasi ke diri sendiri. Maksudnya adalah dengan selalu mengembangkan diri misal ikut kursus, workshop, pelatihan atau apa gitu yang mengembangkan diri. Dengan mengembangkan diri maka harapannya bisa menaikkan pendapatan yang ujung-ujungnya kembali ke rumus dasar kalo mau punya uang banyak, yaitu menaikkan pendapatan setinggi mungkin dan menekan pengeluaran. Jadi mumpung masih muda, ada baiknya buat investasi ke diri sendiri apalagi yang sesuai dengan minat dan bakat, disamping investasi ke bentuk lain juga.

Sebenernya selain itu bisa juga sih dana yang dimiliki dilempar ke dalam bentuk bisnis, cuma rasanya kurang cocok kalo bisnis disebut investasi makanya nggak aku masukin disini 🙂

investasi-diri-mi-comm.com_

2 thoughts on “Macam-macam investasi, manakah yang terbaik?

Komen dimari gann....